Tuesday, June 16, 2009

Kebenaran AlQuran

THE AMAZING QUR’AN

by GARY MILLER

Yang mengatakan Al-Qur’an menakjubkan tidak hanya umat muslim yang memang menghargai dan mensyukurinya, tapi juga diakui oleh non muslim sekalipun. Bahkan kenyataannya orang-orang yang sangat membenci Islam sekalipun tetap takjub akan Alqur’an.

Anggapan Orang-Orang mengenai Alqur’an

Satu hal yang mengejutkan bagi orang orang non-muslim yang meneliti AlQur’an secara dekat bahwa ternyata mereka menemukan Alqur’an tidak seperti yang mereka duga. Menurut mereka Alqur’an hanyalah sebuah buku atau kitab tua yang telah ada sejak 14 abad yang lalu dari Padang Pasir Arab, dan mereka mengira kitab tersebut hanya akan seperti laiknya kitab tua yang lain. Tapi apa yang mereka temukan bukanlah seperti itu adanya. Tambahan lagi, hal pertama yang akan orang-orang kira karena kitab tua itu berasal dari Padang pasir, pastilah itu juga akan berbicara tentang Padang pasir. Memang, Alqur'an berbicara tentang Padang pasir, -beberapa memang menggambarkan Padang pasir; tapi Alqur'an juga berbicara tentang laut – bagaimana badai di tengah laut.

Beberapa tahun yang kita pernah mendengar sebuah cerita dari Toronto mengenai seorang lelaki dalam armada niaga, dan mencari penghidupan di laut. Seorang muslim memberinya Alqur'an terjemahan untuk dibaca. Sang armada niaga ini tidak tahu apa-apa tentang sejarah Islam, tapi merasa tertarik untuk membaca Alqur'an tersebut. Selesai membacanya dia membawanya kepada muslim yang memberinya tadi dan bertanya “ Apakah Muhammad ini seorang pelaut?” Dia terkesan dengan tepatnya penggambaran Alqur'an mengenai badai di tengah laut. Ketika dikatakan padanya “ Tidak, bahkan Muhammad tinggal di Padang pasir”, hal ini menjadi jelas baginya. Ia menerima Islam.

Dia sangat terkesan dengan penggambaran Alqur'an karena dia pernah merasakan badai di laut, dan dia tahu siapapun yang menjadikan Alqur'an pastilah juga orang yang pernah merasakan langsung badai di laut. Penggambaran tentang “ombak diatas ombak, yang diatasnya awan hitam” tidak akan bisa dibayangkan sebegitu tepat dan jelasnya seperti yang dituliskan di Alqur'an kecuali oleh orang yang memang mengetahui secara langsung.

Ini salah satu contoh bagaimana Alqur'an tidak terikat oleh waktu dan dan tempat. Jelas sekali penjelasan ilmiah yang ada dalam Alqur'an tidak terlihat seperti kitab yang turun di Padang pasir 14 abad yang lalu.

Teori mengenai Atom

Beberapa abad yang lalu sebelum masa kenabian Muhammad Saw, telah ada teori yang sangat terkenal tentang atom yang dipelopori oleh seorang pilosofi Yunani, Democritus. Dia dan orang-orang setelahnya berpendapat bahwa benda terdiri partikel kecil yang tidak bisa dihancurkan lagi, yang tidak bisa dilihat yang disebut atom. Orang Arab juga setuju dengan konsep yang sama, dimana kata “dharrah” yang secara umum mengacu pada partikel terkecil yang diketahui manusia. Saat ini, ilmu pengetahuan modern menemukan bagian terkecil ini/ atom masih bisa dipecah ke dalam beberapa komponen. Hal ini merupakan temuan baru, sebuah perkembangan abad terakhir, tapi yang cukup mencengangkan telah di informasikan dalam Alqur'an, dimana dinyatakan :

“Dialah Allah yang mengetahui walau seberat zarah dilangit ataupun di bumi bahkan yang lebih kecil dari itu......”

Tidak diragukan lagi, 14 abad yang lalu pernyataan ini akan terlihat tidak masuk akal, walau bagi orang Arab sekalipun, karena bagi mereka zarah adalah bagian terkecil. Bagaimanapun, ini menjadi bukti bahwa Alqur'an tidak akan pernah ketinggalan zaman.

Kesehatan dan Obat

Contoh lainnya yang mungkin orang harapkan akan dia temukan di ‘kitab tua’ bahwa hal-hal yang menyangkut kesehatan dan obat akan menjadi obat dan perawatan yang ketinggalan zaman. Berbagai sumber histori menyebutkan bahwa Rasulullah memberi beberapa nasehat mengenai kesehatan dan kebersihan, tapi kebanyakan nasehat ini tidak terdapat dalam Alqur'an. Sepintas, bagi non muslim hal ini akan terlihat hal sepele. Mereka tidak akan bisa mengerti mengapa Allah tidak memasukkan informasi bermanfaat seperti ini di dalam Alqur'an. Beberapa muslim mencoba menjelaskan ketidak adaan informasi ini dengan argumen berikut ; “Walaupun nasehat Rasulullah bagus dan dapat dipakai pada zaman dimana beliau hidup, tapi Allah yang yang Maha Bijaksana, tahu bahwa akan ada pengobatan mutakhir nantinya dan perkembangan ilmu yang akan membuat nasehat Rasulullah mengenai pengobatan menjadi ketiggalan zaman.

Ketika nantinya penemuan ini terjadi, orang-orang mungkin akan mengatakan hal seperti ini yang bertentangan dengan apa yang dijelaskan Rasulullah. Oleh karena itu Allah tidak akan pernah membiarkan kesempatan apapun bagi non muslim untuk meng-klaim bahwa Alqur'an bertentangan. Allah hanya memasukan dalam Alqur'an informasi dan contoh yang bisa tetap ada seiring waktu.

Bagaimanapun, ketika seseorang menguji kebenaran realita Alqur'an dan eksistensinya sebagai wahyu Tuhan, keseluruhan hal dipertimbangan kepada perspektive yang tepat, dan kesalahan argumentasi seperti ini menjadi jelas dan kemudian dapat dimengerti. Harus dipahami bahwa Alqur'an adalah wahyu Tuhan, oleh karena itu semua informasi didalamnya haruslah murni wahyu. Allah mengungkapkan Alqur'an dari sisi-Nya. Itu adalah perkataan Allah yang telah ada sebelum penciptaan, dan karena itu tidak ada yang bisa ditambah, dikurangi ataupun dihilangkan. Pada intinya, Alqur'an telah ada sebelum penciptaan nabi Muhammad, jadi adalah mustahil Alqur'an berisi perkataan nabi muhammac. Tambahan informasi dari nabi Muhammad sangat jelas akan bertentangan dengan eksistensinya, menentang keabsahannya, dan mengubah keautentikannya sebagai wahyu Tuhan. Sebagai konsequensinya tidak ada perbaikan dalam Alqur'an yang yang membuat seseorang bisa mengklaim Alqur'an ketinggalan zaman, tidak juga Alqur'an berisi pandangan seseorang mengenai manfaat sesuatu untuk kesehatan, apa makanan yang paling baik, ataupun pengobatan untuk suatu penyakit. Pada kenyataannya, Alqur'an hanya menyebutkan satu hal yang berhubungan dengan obat yang tidak akan diperselisihkan oleh siapapun. Dinyatakan dalam Alqur'an bahwa dalam madu terdapat obat. Dan pastinya, saya pikir tidak seorangpun akan memperdebatkan ini.

Jika ada yang beranggapan bahwa Alqur'an adalah hasil pemikiran seseorang, pastinya akan ada hal yang merefleksikan pikiran dari orang yang mengarangnya. Tapi faktanya, ensiklopedia dan buku-buku manapun mengklaim bahwa Alqur'an merupakan hasil dari halusinasi alam bawah sadar Muhammad. Jika tuduhan ini benar- dan jika memang ada masalah psikologi dengan pikiran Muhammad- pasti akan ada bukti dalam Alqur'an tentang ini. Apakah benar ada bukti tersebut? Dalam rangka mencari tahu apakah benar ada bukti ini atau tidaknya, seseorang harus terlebih dahulu mengidentifikasi apa yang ada dalam pikiran Muhammad pada saat itu dan kemudian meneliti pikiran ini dan refleksinya dalam Alqur'an.

Wahyu

Sudah sangat diketahui bahwa Muhammad mengalami kehidupan yang sangat sulit. Semua anak perempuannya meninggal dunia sebelum Muhammad, kecuali satu orang. Dan Muhammad mempunyai satu istri selama beberapa tahun yang sangat disayangi dan sangat berarti baginya, yang tidak hanya meninggal lebih dulu pada masa-masa paling kritis dalam hidup Muhammad. Bahkan pada saat Muhammad pertama kali menerima wahyu, Muhammad berlari pulang menuju istrinya ini. Pastinya, walau pada masa sekarang ini, akan sangat sulit mencari orang yang akan mengatakan pada anda “saya sangat takut, jadi saya berlari menuju istri saya”. Mereka tidak akan melakukan hal itu. Tapi Muhammad merasa nyaman untuk melakukan hal itu kepada istrinya. Ini menunjukkan betapa wanita ini sangat kuat dan berpengaruh. Walaupun contoh ini hanya sedikit dari hal-hal yang mungkin ada di pikiran Muhammad, ini cukup kuat untuk membuktikan pendapat saya. Alqur'an tidak menyebutkan sedikitpun akan hal ini –tidak juga kematian anak-anaknya, tidak kematian istri dan teman hidup yang sangat dicintainya ini, tidak ketakutannya pada saat permulaan wahyu diturunkan, yang dibagi dengan istrinya- tidak sama sekali, pastinya hal ini sangat melukai hati Muhammad, mengganggunya, dan menyebabkannya terluka dan sedih, dan harusnya hal ini sebagaimana hal lainnya akan tetap ada atau setidak-tidaknya disebutkan.

Pendekatan ilmiah yang sebenarnya pada Alqur'an akan memungkinkan karena Alqur'an memberikan sesuatu yang tidak ditawarkan oleh kitab lainnya dan bahkan agama lainnya pada umumnya. Ini yang diinginkan oleh para ilmuwan. Saat ini banyak orang yang mempunyai ide dan teori mengenai bagaimana cara kerja alam ini. Orang-orang ini ada di seluruh tempat di dunia ini, tapi komunitas ilmuwan tidak mendengar mereka. Hal ini karena dalam kurun abad belakangan, komunitas ilmuwan meminta uji kesalahannya. Para ilmuwan ini mengatakan “ jika anda mempunyai teori jangan mengganggu kami dengan teori tersebut, kecuali jika anda berikan cara kepada kami untuk menguji apakah anda salah atau tidak.”

Karena test semacam inilah komunitas ilmuwan mau mendengarkan Einstein pada awal-awal abad dulu. Einstein datang dengan teori baru dan mengatakan “ saya percaya alam ini bergerak dengan cara begini, dan ada tiga cara untuk menguji apakah saya salah!”. Jadinya komunitas ilmuwan menerima teori Einstein untuk diuji, dan selama enam tahun, ketiga-tiganya lulus tes. Tentunya hal ini tidak membuktikan bahwa Einstein hebat, tapi hal ini menjadikan Einstein didengar, karena dia mengatakan “Ini pikiran saya, dan jika anda ingin meguji kesalahannya, lakukan ini atau coba itu”

Ini yang Alqur'an punya –uji kesalahan. Beberapa hal telah usang (karena telah diuji), dan beberapa hal lainnya masih eksis sekarang. Pada dasarnya Alqur'an menyatakan “ jika kitab ini tidak seperti yang di klaimkan, maka kalian semua harus melakukan ini atau itu untuk membuktikan jika memang salah. Dan pastinya selama 1400 tahun tidak seorangpun mampu melakukan “ini atau ini atau ini,” jadi hal ini masih dianggap benar dan otentik. Saya sarankan anda di masa datang jika anda bertentangan dengan seseorang mengenai Islam dan dia menuduh dia benar dan anda berada dalam kegelapan, tinggalkan dulu perdebatan ini dan beri dia saran. Tanyakan padanya, “Adakah uji kesalahan dalam agama anda? Jika ada hal dalam agama anda yang akan membuktikan bahwa anda salah jika saya bisa membuktikan itu kesalahan itu ada?” Saya berani jamin bahwa orang tidak mempunyai itu –tidak test itu, tidak bukti, tidak satupun!.

Hal ini karena mereka tidak memberikan hal, yang membuat orang hanya bisa membacanya tapi juga seharusnya menguji kesalahannya. Bagaimanapun, Islam mempunyai hal ini. Sebuah contoh sempurna bagaimana Islam memberikan orang kesempatan untuk membuktikan autensitasnya dan pembuktian kesalahan di jus 4. dan dan jujur, saya terkesima sewaktu pertama kali menemukan tantangan ini. Dikatakan :

“Tidakkah mereka memperhatikan Alqur'an? Jika Alqur'an berasal dari selain Allah, mereka pastinya akan menemukan pertentangan yang banyak”.

Bersambung

1 comment: